Penutupan Jalan Desa Tlobong Untuk Memutus Mata Rantai Penyebaran COVID-19
Berdasarkan pengumuman
langsung dari Bupati Sukoharjo Bapak Wardoyo Wijaya yang menetapkan bahwa
Kabupaten Sukoharjo KLB (Kejadian Lar Biasa) Virus Corona. Hal tersebut terjadi
karena salah satu warga Sukoharjo diisukan positif virus corona. Bapak Wardoyo
pun juga mengimbau kepada masyarakat terkhusus warga Sukoharjo untuk tidak
mengadakan hajatan yang mengundang banyak orang. Kabupaten Sukoharjo juga
menganjurkan dengan tegas untuk tidak keluar rumah kecuali dalam keadaan
mendesa, berkumpul-kumpul lebih dari 10 orang, dan hal-hal lain yang bersifat
mengumpulkan banyak orang.
Kejadian yang begitu menggemparkan warga Sukoharjo itu
menyebabkan seluruh dinas kabupaten mengadakan aksi keliling desa untuk
menghimbau seluruh warga agar menaati aturan dari pemerintah yakni berdiam diri
di rumah selama 14 hari. Pihak kabupaten juga selalui berkeliling desa sembari
memberi informasi kepada warga bahwa untuk saat ini kita harus menjaga jarak (phisical distancing). Menapa hal
tersebut harus dilakukan? Karena dengan melakukan kontak fisik resiko tertular
ataupun menularkan Covid-19. Sebagian besar pasien yang postif tidak menyadari
bahwa ketika dia melakukan kontak fisik maka keadaan tertular atau menularkan
sangat besar.
Ancaman
akan penyebaran virus COVID-19 yang semakin banyak, menimbulkan inisiatif para
warga desa Tlobong, Langenharjo. Tanggal 30 Maret 2020 sore bapak-bapak
mengadakan kerja bakti untuk membuat penutup jalan. Penutupan jalan tersebut
dilakukan mulai pukul 21.00-04.30. kegiatan tersebut tentunya bertujuan untuk
mengurangi keluar masuknya orang ke desa Tlobong. Apalagi di desa Tlobong
sendiri ada banyak penghuni kos yang berasal dari orang luar. Nah, agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka seluruh warga menyetujui untuk
menutup akses keluar masuk desa.
Hari pertama penutupan akses jalan pun diterapkan,
biasanya di depan rumah saya sampai tengah malam pun masih banyak motor dan
mobil lewat. Namun, ketika penutupan tersebut dilakukan mulai pukul 21.00
memang sudah tidak ada kendaraan yang lewat. Dan penutupan jalan desa ini akan
dilangsungkan terus menerus meskipun wabah virus ini sudah hilang. Setiap malam
ada beberapa warga yang bertugas menjaga portal. Sepertinya seluruh warga desa
Tlobong menaati aturan yang berlaku. Perlu diketahui bahwa kebanyakan ibu-ibu
di desa Tlobong bermata pencaharian sebagai penjual nasi liwet di area Solo
Baru. Biasanya mereka berangkat berjualan pada sore hari lalu pulang ke rumah
pada subuh. Namun dengan adanya aturan dari pemerintah kabupaten Sukoharjo untuk
meliburkan para pedagang pada malam hari, maka mereka tidak berjualan untuk
sementara waktu. Tentunya hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap
pendapatan mereka. Ada pula yang membuka jasa laundry di rumah, ia pun
merasakan imbasnya karena hampir 80% tidak ada orang menggunakan jasa laundry
dikarenakan kebanyakan orang memilih untuk mencuci sendiri pakaiannya sembari
mereka belum beraktivitas di luar rumah.
Solo
baru, wilayah yang masuk dalam kabupaten Sukoharjo yang cukup terkenal dengan
HIK malam, kini harus merubah waktu berjualan para pedagang. Biasanya tempat
tersebut selalu ramai untuk nonkrong sampai larut malam bahkan pagi hari, namun
sekarang berubah. Ketika memasuki pukul 20.00 dihimbau untuk segera tutup agar
tidak ada kerumunan orang yang nongkrong. Para pedagang mau tidak mau juga
harus menaati aturan tersebut, hal tersebut juga berimbas pada ekonomi
masing-masing. Pagi hari saya melihat para petugas menyemprotkan disinfektan di
jalan-jalan sepanjang jalan Solo baru. Upaya tersebut semata-mata juga
bertujuan untuk mencegah adanya penyebaran virus Corona.
Kita bisa mengajak keluarga, sahabat, dan orang-orang
disekitar kita untuk tetap stay di rumah
dulu untuk saat ini sampai semua kondisi benar-benar membaik pulih seperti
sedia kala. Pencegahan juga sangat bisa dilakukan dimulai pada diri sendiri
yakni dengan memastikan kondisi tubuh kita. Untuk menjaga kestabilan kondisi
tubuh kita yakni dengan mengonsumsi makanan yang bergizi. Kita juga dihimbau
untuk selalu menjaga kebersihan, seperti rajin mencuci tangan. Kebiasaan cuci
tangan dengan sabun dan air yang mengalir harus dijaga bahkan harus digiatkan
lagi di sekitar tempat tinggal. Ketika sebelum dan sesudah beraktivitas dari
luar rumah kita hendak akan makan maka harus membiasakan diri untuk mecuci
tangan dengan bersih. Durasi mencuci tangan yang dikategorikan bersih yakni
selama 20 detik. Usahakan ketika setelah kita keluar untuk kepentingan yang
medesak ganti semua pakaian yang kita kenakan untuk meminimalisir terjadinya
penularan virus COVID-19.

Komentar
Posting Komentar