Piknik Lebaran yang Tertunda
Pelaksanaan
ibadah puasa tahun ini cukup berbeda dengan puasa ditahun sebelumnya. Pasalnya
karena ibadah puasa ini tidak ada acara buka puasa bersama, sahur bersama, dan
setiap sore penjual takjil juga terbatas jumlahnya. Dengan adanya hal tersebut
tentunya juga mempengaruhi perayaan idul fitri tahun ini pula, memang terasa
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena tahun ini pemerintah melarang
kegiatan mudik, sholat idul fitri di tanah lapang, dan halal bihalal keliling
kampung. Semua ini dilakukan dan selalu dihimbau agar kita semua tidak terkena
dampak dari COVID-19 dan untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini maka
kita harus selalu mematuhi aturan pemerintah.
Ditahun-tahun sebelumnya setiap melaksanakan sholat idul
fitri maupun idul adha dilakukan bersama-sama di stadion Manahan Surakarta
bersama keluarga. Biasanya kami berangkat ke lokasi pagi-pagi sekali agar tidak
kesiangan, pukul 4 sudah persiapan dan berangkat sekita pukul 5. Namun tahun
ini sholat idul fitri yang dilakukan di stadion manahan ditiadakan. Dan kami
sekeluarga melaksanakan sholat idul fitri bersama di masjid desa. Sangat terasa
berbeda sekali, biasanya setelah sholat idul fitri kami persiapan untuk mudik
ke rumah mbah di Gunung kidul lalu dilanjutkan ke rumah paman. Tetapi kali ini
setelah sholat idul fitri kami hanya berdiam diri di rumah saja tanpa menerima
tamu. Kami sekeluarga merayakan lebaran hanya di rumah saja tidak berpergian
kemana-mana. Kami hanya melakukan video call bersama saudara-saudara saja. Jalan
raya yang setiap menjelang hari raya ramai lalu lintas kendaraan berasal dari
luar kota hilir mudik melintas kini pun menjadi begitu jarang terlihat. Setiap
setelah sholat idul fitri di desa kami halaman rumahnya dipenuhi mobil-mobil
berparkir, dan anak-anak kecil berlarian mencari uang fitrah, para orang tua
melakukan adat istiadat sungkem dan saling bersalaman. Kini semua berubah
seakan hari ini bukan hari lebaran bukan hari spesial bagi umat muslim.
Keluarga kami tetap saling kunjung-mengunjungi antar
keluarga di Solo dengan tetap menerapkan aturan pemerintah. Seperti sebelum
masuk ke dalam rumah mencuci tangan terlebih dahulu, duduk berjarak. Saya mengunjungi
rumah saudara di Baki saja dan keluarga yang lain saling berdatangan ke rumah
kami. Tetapi kali ini kami tidak mengunjungi rumah paman di Ngemplak
dikarenakan akses masuk desa ditutup atau tidak menerima tamu dari luar.
Seperti
tradisi yang selama bertahun-tahun berjalan dengan baik, keluarga besar kami
setiap lebaran ke-2 atau biasa disebut syawalan selalu mengadakan arisan
sekaligus acara silaturahmi. Adapun acara tersebut diadakan di rumah anggota
arisan yang digilir setiap setahun sekali. Syawalan tahun 2020 yang sudah tidak
menjadi rahasia lagi bagi seluruh keluarga besar kami bertempat di rumah saya
atau biasa disebut (neng Solo). Semua sudah direncanakan dengan baik menjelang
akhir tahun 2019, memasuki tahun baru 2020. Bahwa acara akan bertempat disalah
satu rumah makan daerah Wonogiri. Awal bulan sudah ada persiapan untuk
menanyakan informasi mengenai tempat tersebut. Rencana pun semakin jelas
pelaksanaanya. Siapa sangka Allah SWT menguji seluruh manusia di muka bumi ini
dengan adanya virus yang mematikan ini. Awalnya kami mengira bahwa keadaan ini
akan lekas membaik, namun keadaan kian memburuk hingga akhirnya pemerintah
pusat maupun daerah melarang adanya acara pada hari raya idul fitri. Lalu dari
kami memutuskan untuk menunda pelaksanaan acara tahun ini sampai kondisi
kembali normal.

Komentar
Posting Komentar